RPP Silabus SMA/MA BERKARAKTER
Download CONTOH Silabus dan RPP berkarakter untuk SMA:
- RPP Berkarakter PAI SMA Kelas X semester 1
- RPP Matematika Berkarakter SMA Kelas X sms 1
- RPP Kimia Berkarakter Kelas X Semester 2
- RPP Ekonomi Berkarakter Kelas X Semester 1
- RPP Bahasa Inggris Berkarakter Kelas XI
Untuk Silabus nya anda bisa unduh dengan link dibawah ini, Semua contoh ini gratis lho!!
RPP DAN SILABUS SEJARAH SMA
1. RPP Sejarah SMA Kelas X
2. RPP Sejarah IPA SMA Kelas XI
3. RPP Sejarah IPS SMA Kelas XI
4. RPP Sejarah IPA SMA Kelas XII
5. RPP Sejarah IPS SMA Kelas XII
1. Silabus Sejarah SMA Kelas X
2. Silabus Sejarah IPA SMA Kelas XI
3. Silabus Sejarah IPS SMA Kelas XI
4. Silabus Sejarah IPA SMA Kelas XII
5. Silabus Sejarah IPS SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS SENI BUDAYA SMA
1. RPP Seni Budaya SMA Kelas X
2. RPP Seni Budaya SMA Kelas XI
3. RPP Seni Budaya SMA Kelas XII
1. Silabus Seni Budaya SMA Kelas X
2. Silabus Seni Budaya SMA Kelas XI
3. Silabus Seni Budaya SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS SOSIOLOGI SMA
1. RPP Sosiologi SMA Kelas X
2. RPP Sosiologi SMA Kelas XI
3. RPP Sosiologi SMA Kelas XII
1. Silabus Sosiologi SMA Kelas X
2. Silabus Sosiologi SMA Kelas XI
3. Silabus Sosiologi SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS TIK SMA
1. RPP TIK SMA Kelas X
2. RPP TIK SMA Kelas XI
3. RPP TIK SMA Kelas XII
1. Silabus TIK SMA Kelas X
2. Silabus TIK SMA Kelas XI
3. Silabus TIK SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS BAHASA INGGRIS SMA
1. RPP Bahasa Inggris SMA Kelas X
2. RPP Bahasa Inggris SMA Kelas XI
3. RPP Bahasa Inggris SMA Kelas XII
1. Silabus Bahasa Inggris SMA Kelas X
2. Silabus Bahasa Inggris SMA Kelas XI
3. Silabus Bahasa Inggris SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS BIOLOGI SMA
1. RPP Biologi SMA Kelas X
2. RPP Biologi SMA Kelas XI
3. RPP Biologi SMA Kelas XII
1. Silabus Biologi SMA Kelas X
2. Silabus Biologi SMA Kelas XI
3. Silabus Biologi SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS EKONOMI SMA
1. RPP Ekonomi SMA Kelas X
2. RPP Ekonomi SMA Kelas XI
3. RPP Ekonomi SMA Kelas XII
1. Silabus Ekonomi SMA Kelas X
2. Silabus Ekonomi SMA Kelas XI
3. Silabus Ekonomi SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS FISIKA SMA
1. RPP Fisika SMA Kelas X
2. RPP Fisika SMA Kelas XI
3. RPP Fisika SMA Kelas XII
1. Silabus Fisika SMA Kelas X
2. Silabus Fisika SMA Kelas XI
3. Silabus Fisika SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS BAHASA INDONESIA SMA
1. RPP Bahasa Indonesia SMA Kelas X
2. RPP Bahasa Indonesia SMA Kelas XI
3. RPP Bahasa Indonesia SMA Kelas XII
1. Silabus Bahasa Indonesia SMA Kelas X
2. Silabus Bahasa Indonesia SMA Kelas XI
3. Silabus Bahasa Indonesia SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS GEOGRAFI SMA
1. RPP Geografi SMA Kelas X
2. RPP Geografi SMA Kelas XI
3. RPP Geografi SMA Kelas XII
1. Silabus Geografi SMA Kelas X
2. Silabus Geografi SMA Kelas XI
3. Silabus Geografi SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS PKN SMA
1. RPP PKN SMA Kelas X
2. RPP PKN SMA Kelas XI
3. RPP PKN SMA Kelas XII
1. Silabus PKN SMA Kelas X
2. Silabus PKN SMA Kelas XI
3. Silabus PKN SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS KIMIA SMA
1. RPP Kimia SMA Kelas X
2. RPP Kimia SMA Kelas XI
3. RPP Kimia SMA Kelas XII
1. Silabus Kimia SMA Kelas X
2. Silabus Kimia SMA Kelas XI
3. Silabus Kimia SMA Kelas XII
RPP DAN SILABS MATEMATIKA SMA
1. RPP Matematika SMA Kelas X
2. RPP Matematika IPA SMA Kelas XI
3. RPP Matematika IPS SMA Kelas XI
4. RPP Matematika IPA SMA Kelas XII
5. RPP Matematika IPS SMA Kelas XII
1. Silabus Matematika SMA Kelas X
2. Silabus Matematika IPA SMA Kelas XI
3. Silabus Matematika IPS SMA Kelas XI
4. Silabus Matematika IPA SMA Kelas XII
5. Silabus Matematika IPS SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS PAI SMA
1. RPP PAI SMA Kelas X
2. RPP PAI SMA Kelas XI
3. RPP PAI SMA Kelas XII
1. Silabus PAI SMA Kelas X
2. Silabus PAI SMA Kelas XI
3. Silabus PAI SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS PENJASKES SMA
1. RPP Penjaskes SMA Kelas X
2. RPP Penjaskes SMA Kelas XI
3. RPP Penjaskes SMA Kelas XII
1. Silabus Penjaskes SMA Kelas X
2. Silabus Penjaskes SMA Kelas XI
3. Silabus Penjaskes SMA Kelas XII
Read the rest of this entry
Download Kisi-Kisi dan Pedoman Uji Kompetensi Guru (UKG) 2012
Teman-teman guru yang membutuhkan, berikut ini kisi-kisi Uji Kompetensi Guru (UKG) 2012 beserta pedomannya, silahkan klik untuk membaca/mengunduhnya:
Lainnya silahkan klik di SINI untuk menuju sumber resminya.
Semoga membantu.
Kisi-kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru 2012.
Dari informasi awal jumlah Guru yang terdaftar sebagai calon PLPG berjumlah 300.000 Guru, tetapi dari jumlah tersebut hanya 250.000 Guru yang akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti PLPG 2012. Berarti 50000 Guru terpaksa harus mengantri pada tahun berikutnya.
Sebagai bahan persiapan, dibawah ini terdapat 70 Kisi-kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru 2012. Silahkan anda download sesuai dengan Mata Pelajaran yang akan anda ikuti.
- ADMINISTRASI PERKANTORAN
- AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN
- AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN
- AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK
- AKUNTANSI
- ANTROPOLOGI
- BAHASA ARAB
- BAHASA INDONESIA
- BAHASA INGGRIS
- BAHASA JEPANG
- BAHASA PERANCIS
- BAHASA JERMAN
- BIMBINGAN KONSELING
- BIOLOGI
- BROADCASTING
- BUSANA BUTIK
- DESAIN DAN PRODUKSI KRIA
- EKONOMI
- FISIKA
- GEOLOGI PERTAMBANGAN
- GRAFIKA
- GEOGRAFI
- GURU KELAS SD
- GURU KELAS SDLB
- INTRUMENTASI INDUSTRI
- IPA-SMP
- IPS-SMP
- KESEHATAN
- KEWIRAUSAHAAN
- KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI)
- KIMIA
- MEKANISASI PERTANIAN
- MATEMATIKA
- PAUD/TK
- PELAYARAN
- PENJAS DAN OLAHRAGA
- PENYULUHAN PERTANIAN
- PKn
- PARIWISATA
- PERAWATAN SOSIAL
- SEJARAH
- SENI BUDAYA
- SENI PERTUNJUKAN
- SENI RUPA
- SOSIOLOGI
- SUMBER DAYA PERAIRAN
- TATA BOGA
- TATA KECANTIKAN
- TATA UDARA
- TEHNIK PLAMBING DAN SANITASI
- TEHNIK TELEKOMUNIKASI
- TATA NIAGA PEMASARAN
- TEHNIK BANGUNAN
- TEHNIK ELEKTRONIKA
- TEHNIK INDUSTRI
- TEHNIK KETENAGA LISTRIKAN
- TEHNIK KIMIA (KIMIA ANALISIS)
- TEHNIK KIMIA (KIMIA INDUSTRI)
- TEHNIK KIMIA PEDAGOGI
- TEHNIK KOMPUTER DAN INFORMASI
- TEHNIK OTOMOTIF
- TEHNIK PERMESINAN
- TEHNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA
- TEHNIK PERKAPALAN
- TEHNIK PERMINYAKAN
- TEHNIK PERMINYAKAN PEDAGOGI
- TEHNIK SURVEI DAN PEMETAAN
- TEHNIK TEKSTIL
- TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
- TEKNOLOGI PESAWAT UDARA.
Atau dapat juga anda kunjungi situs aslinya untuk download Kisi-kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru 2012:
Silakan anda pilih Mata Pelajaran yang ingin anda download. Setelah terbuka klik gambar seperti ini untuk download
Lihat Panduan Download dari gambar dibawah ini
SILABUS DAN RPP BAHASA INDONESIA Kls. XII_ SMA
I. SILABUS B. INDONESIA SEMESTER 1
Nama Sekolah : SMA …
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XII
Semester : 1
- Standar Kompetensi
Mendengarkan
Memahami informasi dari berbagai laporan - Kompetensi Dasar
1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan
1.2 Mengomentari berbagai laporan lisan dengan memberikan kritik dan saran
Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk WORD(doc)
Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk PDF
- Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas / Semester : XII (dua belas) / 1 (satu)
- Aspek Pembelajaran
Membaca - Standar Kompetensi
Memahami artikel dan teks pidato - Kompetensi Dasar
Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel melalui kegiatan membaca intensif - Indikator
Menemukan ide pokok tiap paragraf
Menemukan kalimat pendukung ide pokok
Menemukan masalah dalam artikel
Membahas ide pokok dan rangkuman isi artikel yang telah dibuat
Selengkapnya Silahkan AMBIL DISINI - Tujuan
Siswa mampu menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel melalui kegiatan membaca intensif - Materi Pokok Pembelajaran
Artikel ilmiah dalam media cetak atau elektronik (internet)
Ide pokok
Masalah dalam artikel
Rangkuman artikel
Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk WORD(doc)
Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk PDF
RPP FIQIH MA Kelas X XI XII
Akhirnya bisa juga membalas sms teman/kakak,,, Kepada Kandaku Hj. Khadijah, ..semoga tulisan ini menjadi referensi pembuatan Perangkat Pembelajaran di Madrasah Aliyah…tulisan Ini merupakan kumpulan SKL, Silabus, RPP, Promes, Protah, Rincian Efekif dan Pemetaan untuk mata pelajaran Fiqih Madrasah Aliyah
1. Standar Kompetensi Lulusan Pelajaran Fiqih
– SKL Fiqih MA Kelas X, 1-2
– SKL Fiqih MA Kelas XI, 1-2
– SKL Fiqih MA Kelas XII, 1-2
2. Sylabus Silabus Fiqih
– SILABUS Fiqih MA Kelas X, 1-2
– SILABUS Fiqih MA Kelas XI, 1-2
– SILABUS Fiqih MA Kelas XII, 1-2
3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
– RPP Fiqih MA Kelas X, 1-2
– RPP Fiqih MA Kelas XI, 1-2
– RPP Fiqih MA Kelas XII, 1-2
4. PROMES (Program Semester) Fiqih MA
– PROMES Fiqih MA Kelas X, 1-2
– PROMES Fiqih MA Kelas XI, 1-2
– PROMES Fiqih MA Kelas XII, 1-2
5. PROTAH (Program Tahunan) Fiqih
– PROTAH Fiqih MA Kelas X, 1-2
– PROTAH Fiqih MA Kelas XI, 1-2
– PROTAH Fiqih MA Kelas XII, 1-2
6. Rincian Efektif
– RINCIAN EFEKTIF Fiqih MA Kelas X, 1-2
– RINCIAN EFEKTIF Fiqih MA Kelas XI, 1-2
– RINCIAN EFEKTIF Fiqih MA Kelas XII, 1-2
7. PEMETAAN SK-KD Fiqih MA
– PEMETAAN SK-KD Fiqih MA Kelas X, 1-2
– PEMETAAN SK-KD Fiqih MA Kelas XI, 1-2
– PEMETAAN SK-KD Fiqih MA Kelas XII, 1-2
8. KKM Fiqih MA
– KKM Fiqih MA Kelas X, 1-2
– KKM Fiqih MA Kelas XI, 1-2
– KKM Fiqih MA Kelas XII, 1-2
PEBELAJARAN ELABORASI
Pebelajaran Elaborasi
(Catatan Seorang Guru)
oleh Khairil
Pendidikan dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam pembelajaran, pada berbagai aspeknya, mulai dari visi, misi, tujuan, program, layanan, metode, teknologi, proses, sampai evaluasi. Bagi seorang dosen pemilihan model pembelajaran hendaknya dilakukan secara cermat, agar pilihan itu tepat atau relevan dengan berbagai aspek pembelajaran yang lain, efisien dan menarik.
Lebih dari itu, banyak pakar yang menyatakan bahwa sebaik apa pun materi pelajaran yang dipersiapkan tanpa diiringi dengan model pembelajaran yang tepat pembelajaran tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal. Strategi pembelajar elaborasi adalah strategi belajar yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya (Ormrod, 2006). Elaborasi adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti frase, adegan , pemandangan, tempat, atau cerita (Papalia, 2004). Srategi belajar ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN ELABORASI
Pembelajaran elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya (Ormrod, 2006). Elaborasi adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti frase, adegan , pemandangan, tempat, atau cerita (Papalia, 2004). Pembelajaran ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin. Anak-anak menggunakan prior knowledge-nya sehingga ide baru dapat meluas, dengan demikian dapat menyimpan informasi lebih banyak daripada yang disajikan sebenarnya. Elaborasi jelas membantu siswa belajar dan mengingat materi dalam kelas lebih efektif daripada jika tidak. Anak-anak mulai mengelaborasi pengalamannya sejak awal masa preschool (Fivush, Haden, & Adam, 1995 dalam Ormrod, 2006). Contoh dari penggunaan elaborasi adalah ketika seorang anak berusia 11 tahun mengingat barisan staff musical (E, G, B, D,F) dengan cara mengasosiasikan mereka dengan frase “Every Good Boy Does Fine”.
Read the rest of this entry
Hakikat dan Fungsi Bahasa
HAKIKAT DAN FUNGSI BAHASA
Oleh:
K H A I R I L
- A. Hakikat Bahasa
Tarigan (1990:2-3) mengemukakan adanya delapan prinsip dasar hakikat bahasa, yaitu (1) bahasa adalah suatu sistem, (2) bahasa adalah vokal, (3) bahasa tersusun daripada lambang-lambang arbitrari, (4) setiap bahasa bersifat unik, (5) bahasa dibangun daripada kebiasaan-kebiasaan, (6) bahasa ialah alat komunikasi, (7) bahasa berhubungan erat dengan tempatnya berada, dan (8) bahasa itu berubah-ubah. Pendapat ini tidak berbeda dengan yang dikatakan Brown juga dalam Tarigan (1990:2-3) yang apabila dilihat banyak sekali persamaan gagasan mengenai bahasa itu walaupun dengan kata-kata yang sedikit berbeda. Berikut ini merupakan hakikat bahasa menurut pendapat Brown yang juga dikutip dari Tarigan (1990:4), iaitu (1) bahasa adalah suatu sistem yang sistematik, barang kali juga untuk sistem generatif, (2) bahasa adalah seperangkat lambanglambang arbitrari, (3) lambang-lambang tersebut, terutama sekali bersifat vokal tetapi mungkin juga bersifat visual, (4) lambang-lambang itu mengandung makna konvensional, (5) bahasa dipergunakan sebagai alat komunikasi, (6) bahasa beroperasi dalam suatu masyarakat bahasa atau budaya, (7) bahasa pada hakikatnya bersifat kemanusiaan, walaupun mungkin tidak terbatas pada manusia sahaja, (8) bahasa diperoleh semua orang/bangsa dengan cara yang hampir/banyak persamaan dan (9) bahasa dan belajar bahasamempunyai ciri kesejagatan. Bahasa dapat dilihat daripada dua aspek, iaitu hakikat dan fungsinya (Nababan, 1991:46). Hakikat bahasa mengacu pada pembicaraan sistem/struktur atau Langue, sedangkan fungsi bahasa menyangkut pula pembicaraan proses atau parole (Saussure, 1993, Kleden, 1997:34). Hubungan kedekatan yang tidak dapat dipisahkan antara sistem dengan proses ini dilukiskan oleh Kleden dengan kalimat: ’Tanpa proses sebuah struktur (sistem) akan mati, tanpa struktur (sistem) proses akan kacau’. Jadi, antara hakikat bahasa dan fungsi bahasa itu sendiri merupakan suatu konsep dua fungsi bahasa
IMPLEMENTASI MODEL KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASI MODEL KONSTRUKTIVISME
DALAM PEMBELAJARAN
Oleh:
K H A I R I L
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Paradigma pembangunan pendidikan dewasa ini telah bergeser dari pola teacher centered ke student centered learning, dari orientasi filosofis yang lebih menekankan dimensi obyektivis-positivis ke subyektivis-interpretif. Indikator yang memperkuat asumsi tersebut adalah: Pertama, digulirkannya kebijakan pemerintah tentang penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas, yang sejatinya keberadaan KTSP tersebut telah memberi peluang cukup signifikan terjadinya kreatifitas lokal (local genius) dalam pengembangan pembelajaran di sekolah, dengan tetap memperhatikan standar kompetensi keilmuan yang ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan); Kedua, sistem evaluasi pembelajaran yang harus dikembangkan guru adalah penilaian internal (internal assessment) yang terjelma dalam model penilaian kelas yang dilakukan melalui beragam cara, yaitu: penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap (afektif), penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil karya peserta didik (potofolio) dan penilaian diri (self assessment) Apabila mencermati arah perkembangan pendidikan di era transformasi Iptek dan globalisasi kehidupan dewasa ini, nampak bahwa proses pembelajaran di kelas harus mampu mengarah pada upaya membangun iklim belajar kompetitor, pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM), pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik menginternalisasi dan mentransformasi pengetahuan yang baru. Pola strategi pembelajaran tersebut oleh para ahli sering disebut dengan pola pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme (Brooks & Brooks, 1999). Jadi, penguasaan pendekatan konstruktivisme oleh setiap guru dalam proses pembelajaran di kelas adalah suatu keharusan (keniscayaan) dalam rangka mengantarkan peserta didik mampu Mengembangkan potensi diri secara maksimal.
B. Permasalahan Konstruktivisme di Kelas
Apakah setiap guru dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas telah mempunyai background knowlidge tentang beragam inovasi pembelajaran termasuk pendekatan konstruktivisme?, dan bagaimana Strategi penerapan pendekatan konstruktivismeme dalam proses belajar mengajar di kelas?. Dua permasalah inilah yang menjadi fokus analisis makalah ini, dengan harapan mampu memberi alternatif wacana bagi guru tentang penerapan pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran di kelas.
PEMBAHASAN
A. Teori Pendekatan Konstruktivismeme
Akar filosofis pendekatan pembelajaran konstruktivisme adalah berorientasi pada filsafat idealisme, sedangkan pendekatan pembelajaran behavioristik atau obyektivis berakar pada positivisme. Konstruktivismeme (contructivisme) merupakan orientasi filosofis pendekatan konstektual (Zahorik, 1999; Sagala,2006). Teori konstruktivismetik dikembangkan oleh piaget pada pertengahan abad ke 20 (Sanjaya, W., 2007). Menurut Piaget, bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak sebagai subyek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk sementara setelah itu dilupakan. Mengkopnstrusi pengetahuan menurut Piaget dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada. Skema adalah struktur kognitif yang terbentuk melalui proses pengalaman. Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema yang telah terbentuk, dan akomodasi adalah proses perubahan skema. Secara lengkap teori konstruktivismetik penerapannya banyak dijumpai dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir peserta didik atau menekankan pada keaktifan peserta didik (Sanjaya, W.,2007). Dalam prespektif historis, sebenarnya pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan pada student centered learning di kelas telah lama dikembangkan oleh John Dewey di Amerika. Ada beragam pendekatan yag sama-sama berorientasi peserta didik aktif, yaitu pendekatan discovery learning, pendekatan constectual teaching and lerning (CTL); dan pendekatan konstruktivisme (PK). Khusus tentang pendekatan kontrukstivis, adalah suatu jenis pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan aspek keaktifan peserta didik dalam PBM. Pendekatan konstruktivisme ada sedikit kesamaan dengan pendekatan Discovery Learning (PDL), karena keduanya memandang peserta didik sebagai individu kreatif, inovator dan ilmuwan kecil, bedanya bila PDL memandang peserta didik berusaha untu menemukan pengetahuan yang sudah ada, sedangkan PK peserta didik berusaha untuk menemukan/membangun (construct) pengetahuan baru (Fachrurrazy, 2001). Konstruktivismeme berbeda dengan Behaviorisme dan Naturalisme, Behaviorisme menekankan keterampilan sebagai tujuan pengajaran, konstruktivismeme lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, sedangkan Naturalisme lebh menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan langkah-langkah perkembangan kedewasaan. Konstruktivismeme lebih menekankan pengetahuan sebagai konstruksi aktif peserta didik (Suparno, 1997). Dalam teori Naturalisme, bila seseorang mengikuti tahap atau langkah-langkah perkembangan yang ada, dengan sendirinya ia akan menemukan pengetahuan yang makin lengkap. Sedangkan menurut Konstruktivismeme adalah, apabila seseorang tidak mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri secara aktif, meskipun ia berumur tua pengetauannya tetap tidak akan bisa berkembang (Solichan A, 2003). Proses pembelajaran yang berorientasi pada aliran behavioristik (yaitu teori yang mengagungkan pada pembentukan perilaku peserta didik penuih keteraturan, ketertiban, ketaatan dan kepastian) dianggap untuk era sekarang sudah tidak realistis (Degeng, 2000). Pendekatan pembelajaran yang relevan dengan kondisi tuntutan kehidupan era sekarang adalah pendekatan konstruktivisme. Menurut para ahli, bahwa PK dianggap relevan untuk menyiapkan dan membangun peserta didik memiliki kemampuan: (a) mengaitkan pengalaman, pengetahuan dan keyakina yang telah ada pada diri anak untuk menafsirkan obyek dan peristiwa baru; (Jonassen, 1991); (b) meningkatkan daya inkuiri dan inovasi peserta didik untuk menemukan pengetahuan baru; (c) menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena setiap peserta didik diberi kesempatan untuk ikut menentukan tujuan pembelajaran dan pengembangan ilmu (sebagai ilmuwan kecil); (d) membangun sikap mental kooperatif sesama peserta didik, karena pendekatan ini lebih banyak menuntut kerja kelompok; (e) membangun sikap mental peserta didik untuk tolerir, tidak eksklusif terhadap sudut pandang yang berbeda; dan (f) membangun sikap mental tanggap terhada persoalan baru, mudah memecahkan problem kekinian, karea proses pembelajarna lebih memberikan pengalaman belajar yang tidak terlepas dari kondisi time and space (Fachrurrazy, 2001).
B. Penerapan Pendekatan Konstuktivis dalam PBM KTSP
Ada beberapa alternatif pilihan atau langkah strategis yang dapat dilakukanoleh setiap guru untuk menerapkan pendekatan konstruktivisme (PK) dalam PBM KTSP, antara lain: sebelum menerapkan PK dalam PBM setiap guru harus memahami betul ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan PK. Menurut Car dkk, dalam Fachrurrazy (2001) ciri-ciri pembelajaran dengan PK adalah:
1. Peserta didik lebih aktif dalam proses belajar karena fokus belajar mereka pada proses integrasi pengetahuan yang baru dengan pengalaman, pengetahuan mereka yang telah ada dalam pikirannya;
2. setiap pandangan yang berbeda akan dihargai dan diperlukan. Peserta didik didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan jawaban dalam mensintesiskan secara terintegrasi;
3. proses pembelajaran harus mendorong adanya kerjasama, tapi bukan untuk bersaing secara negatif. Proses belajar melalui kerjasama memungkinkan peserta didik untuk mengingat pelajaran lebih lama
4. kontrol kecepatan dan fokus pelajaran ada pada peserta didik. Cara ini akan lebih memberdayakan peserta didik lebih dinamik inovatif, dan
5. pendekatan konstruktivisme memberikan pengakuan belajar yang tidak terlepas dari konteks dunia nyata peserta didik.
Agar mampu mewujudkan kelima ciri tersebut, maka setiap guru harus terus membangun kualitas pemahaman disiplin ilmu yang diampu baik secara tekstual maupun kontekstual, karena posisi guru dalam PK adalah mediator selama PBM. Melihat realitas empirik, nampak masih begitu banyak guru –guru yang belum secara maksimal melakukan pengembangan kompetensi profesionalnya. Olehnya itu dalam era KTSP sekarang ini setiap guru harus punya komitmen yang kokoh untuk terus meningkatkan kualitas kompetensi prosefi atau akademiknya (insan pengembang Iptek). Setelah guru memahami ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme, kemudian guru menerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas, dengan memperhatikan karakteristik materi pembelajaran yang cocok untuk pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Menurut Brook & Brook (1999), bahwa ciri sikap dan perilaku guru yang menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam PBM adalah:
1. guru menganjurkan dan menerima otonomi dan inisiatif peserta didik dalam memahami, menginterpretasi materi pelajaran
2. guru menggunakan data primer dan bahan manipulative dengan penekanan pada ketrampilan berpikir kritis peserta didik
3. ketika penyusunan tugas-tugas materi pelajaran, guru memakai istilah-istilah kognitif seperti: klasifikansikanlah; analisilah; ramalkanlah; dan ciptakanlah
4. guru menyertakan respons peserta didik dalam rangka pengendalian pelajaran, mengubah strategi pembelajaran dan mengubah isi materi pelajaran
5. guru menggali pemahaman, pengetahuan atau pengalaman peserta didik tentang konsep-konsep yang akan dibelajarkan sebelum konsep-konsep baru tentang materi pelajaran yang akan dikaji
6. guru menyediakan kondisi pembelajaran di kelas yang konmdusif agar peserta didik dapar berdiskusi dengan baik dengan dirinya maupun dengan peserta didik yang lain untuk memecahkan permasalahan
7. guru mendorong sikap inkuiri peserta didik dengan menanyakan sesuatu yang menuntut berpikir kritis-sistematis, menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, dan mendorong peserta didik agar berdiskusi antar teman
8. guru mengolaborasi respon awal peserta didik atau guru sebagai mediator pemikiran-pemikiran peserta didik yang konstruktif
9. guru mengikutsertakan peserta didik dalam pengalaman-pengalaman yang dapat menimbulkan kontradiksi terhadap hipotesis awal mereka dan kemudian mendorong untuk mendiskusikan sesama teman dan memecahkannya
10. guru menyediakan waktu tunggu bagi peserta didik untuk memecahkan beberapa pertanyaan atau problem yang diajukan
11. guru menyediakan waktu untuk peserta didik dalam mengkontruksi hubungan-hubungan dan menciptakan analogi atau kiasan-kiasan; dan
12. guru memelihara sikap keingintahuan alamiah peserta didik melalui peningkatan frekuensi pemakaian model siklus belajar.
Dalam penerapan dua belas ciri pembelajaran konstruktivisme di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru, yaitu: (a) guru berusaha mencari pandangan/pendapat peserta didik dan membuatnya sebagai titik tolak untuk memulai pelajaran. Guru tidak boleh otoriter dalam menentukan topik pelajaran; (b) guru mengarahkan kegiatan belajar untuk menantang apa yang menjadi keyakinan peserta didik; (c) guru dalam menyajikan pelajaran memunculkan problem yang baru dan relevan bagi peserta didik; (d) guru dalam merancang pembelajaran (RPP) mulai dari konsep dasar dan ide dasar, bukan bagian-bagian kecil yang terpisah satu sama lain; (e) guru memberikan penilaian hasil belajar peserta didik dalam konteks proses belajar, menggunakan pola penilaian internal (internal assessment); dan (f) guru harus tetap tanpa henti membangun kualitas akademiknya, membangun semangat menyelidik dan meneliti (sense of inquiry dan sense of research), serta guru selalu berkaca diri yang menyangkut self concept, self idea, dan self reality (Satori, dkk, 2007). Tanpa upaya diri untuk terus membangun kualitas akademik, kepribadian dan sosialnya, sulit seorang guru menjadi mediator yang baik dalam pembelajaran konstruktivisme. Poin keenam ini mejadi kunci keberhasilan pembelajaran konstruktivisme, sebab bagaimana mungkin pembelajaran konstruktivisme akan bisa berhasil apabila gurunya sendiri wawasan keilmuannya tidak berkualitas, tidak multidimensi dan tidak prospektif.
C. Kontruktivisme dalam Pembelajaran Bahasa
Membaca merupakan suatu proses tempat peserta didik membangun pemahaman baru secara aktif dengan berinteraksi pada lingkungan dan memodifikasi pengertian-pengertian baru yang diterimanya sesuai dengan perspektifnya. Dalam belajar membaca yang menggunakan pendekatan konstruktivisme, peserta didik diberi kesempatan mengobservasi lingkungan, benda-benda, kegiatan-kegiatan, atau gambar yang berhubungan dengan bacaan, membaca bebas bahan yang disediakan (buku, majalah, surat kabar, komik dan bentuk lain dari bacaan anak-anak) serta memahaminya sesuai dengan perspektifnya sendiri (Cox dan Zarillo, 1993:7; Wilson, 1996:27). Di sini guru dapat membantu peserta didik memahami konsep yang sukar dengan menggunakan gambar dan melalui demonstrasi (Slavin, 1994:229).
Wilson (1996:26) menyatakan bahwa aktivitas model pembelajaran konstruktivisme adalah: (1) mengobservasi, (2) menyusun interpretasi, (3) kontekstualisasi, (4) masa belajar keahlian kognitif, yaitu melakukan observasi, interpretasi, dan kontekstualisasi dengan menggunakan permainan, guru memberikan contoh membaca, menonton permainan, atau memberikan penjelasan, (5) kolaborasi, (6) interpretasi ganda, yaitu interpretasi setelah berkolaborasi, dan (7) manifestasi ganda, yaitu memperoleh kemampuan berdasarkan interpretasi sebelumnya. Dalam kaitan itu Suparno (1997:49) menyatakan bahwa prinsip-prinsip konstruktivisme dalam belajar adalah: (1) pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri, baik secara personal maupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke peserta didik, kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk menalar, (3) peserta didik aktif mengkonstruksi terus-menerus, sehingga terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, dan (4) guru membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi peserta didik berjalan mulus.
Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan konstruktivisme perlu disesuaikan dengan fasilitas, pengetahuan, dan kemampuan serta sistem pendidikan yang berlaku. Hal itu terjadi karena pendekatan konstruktivisme menggunakan teori belajar konstruktivis dan prinsip pembelajarannya disesuaikan dengan situasi. Dalam hal ini, peserta didik akan dituntut aktif belajar, mengobservasi, menginterpretasi, berkolaborasi dan diusahakan mampu memahami sendiri wacana yang dibaca sesuai dengan skemata yang dimiliki dan perspektif yang dipakai untuk menginterpretasi bacaan tersebut.
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan penulisan makalah ini, dapat dituliskan beberapa ksimpulan yaitu:
1. Penerapan model belajar konstruktivisme dalam pembelajaran berimplikasi terhadap Orientasi Pembelajaran. Pembelajaran dengan model belajar konstruktivisme tidak berorientasi pada produk tetapi berorientasi pada proses. Pembelajaran tidak dirasakan sebagai suatu proses pembebanan yang semata-mata berorientasi pada kemampuan siswa dalam merefleksikan apa yang dikerjakan atau diinformasikan guru. Penekanan pembelajaran terletak pada kemampuan siswa untuk mengemukakan argumentasi dan mengorganisasi pengalaman.dalam hal ini akan dapat mengungkapkan miskonsepsi siswa dan memperbaharuinya.
2. Penerapan model belajar konstruktivisme dalam pembelajaran menuntut perubahan peran guru khususnya dalam cara pandang terhadap siswa. Model belajar konstruktivisme sangat memperhatikan jaringan ide-ide yang ada dalam struktur kognitif siswa. Pengetahuan bukanlah gambaran dari suatu realita.. Transformasi pengetahuan dalam konstruktivismeme adalah pergeseran siswa sebagai penerima pasif informasi menjadi pengkonstruksi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dipandang sebagai subyek yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing.
B. SARAN
1. Para guru disarankan untuk menggunakan model belajar konstruktivisme sebagai model belajar alternatif dalam pembelajaran. Model belajar konstruktivisme telah mampu mengubah miskonsepsi siswa menjadi konsep ilmiah.
2. Pembelajaran sangat sarat dengan konsep-konsep yang membutuhkan penalaran tinggi. Agar hasil belajar yang dicapai lebih optimum maka para guru fisika sebaiknya selalu memperhatikan penalaran formal yang telah dimiliki siswa. Sehingga strategi pengubah miskonsepsi dapat ditentukan dengan tepat. Telah terbukti bahwa kualitas miskonsepsi yang dimiliki siswa sangat tergantung pada penalaran formal siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivismememe dalam Pendidikan. Penerbit Kaniius. Yogyakarta
Kumpulan Silabus RPP SMA – MA berkarakter
Kumpulan Silabus RPP Untuk SMA berkarakter ini saya dapatkan beberapa waktu yang lalu. Seperti biasa, kumpulan Silabus dan RPP SMA berkarakter ini merupakan contoh saja, sehingga ibu dan bapak guru dilarang untuk mengakui hasil karya ini sebagai karya ibu/bapak. Kredit dan rasa terima kasih sampaikan saja ke blogger Indonesia yang telah bersusah payah mengumpulkan silabus dan rpp sma berkarakter ini.
Download contoh Silabus RPP SMA berkarakter
Silahkan bapak ibu mengunduhnya melalui link dibawah ini. Silabus dan RPP SMA berkarakter ini hanya contoh, silahkan dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan keadaan sekolah bapak dan ibu masing-masing.
- RPP Berkarakter PAI SMA Kelas X semester 1
- RPP Matematika Berkarakter SMA Kelas X sms 1
- RPP Kimia Berkarakter Kelas X Semester 2
- RPP Ekonomi Berkarakter Kelas X Semester 1
- RPP Bahasa Inggris Berkarakter Kelas XI
Kumpulan Silabus dan RPP untuk SMA
RPP DAN SILABUS BAHASA INDONESIA SMA
1. RPP Bahasa Indonesia SMA Kelas X
2. RPP Bahasa Indonesia SMA Kelas XI
3. RPP Bahasa Indonesia SMA Kelas XII
1. Silabus Bahasa Indonesia SMA Kelas X
2. Silabus Bahasa Indonesia SMA Kelas XI
3. Silabus Bahasa Indonesia SMA Kelas XII
RPP DAN SILABUS BAHASA INGGRIS SMA Read the rest of this entry
RPP & SILABUS BERKARAKTER SMA
Jika Anda adalah guru yang telah mendapatkan sertifikasi pendidik. Setidaknya Anda dituntut untuk lebih profesional dalam mengajar. Persiapan pembelajaran yang baik tentu akan berimbas pada pelaksanaan pembelajaran yang juga baik. Sekarang, RPP yang dibuat harus menanamkan nilai-nilai kehidupan bagi siswa. Itulah yang disebut sebagai RPP Berkarakter. Nah, apakah sahabat telah memiliki RPP model tersebut? berikut ini model RPP Berkarakter SMA bisa diunduh:
1. IPA, IPS DAN KETERAMPILAN
2. MATEMATIKA, PENJAS DAN PKN
3. PAI, BHS. INDONESIA DAN INGGRIS
4. SENI BUDAYA DAN TIK
5. FISIKA BERKARAKTER
6. TIK BERKARAKTER
7. TIK BERKARAKTER UNTUK SMP KELAS 7 S.D. 9 KUMPLIT BRO
8. RPP SILABUS SMA BERKARAKTER